Layanan SMS Gratis

kinerja IHSG fantastis selama tahun 2010


Tak ada hal yang tak mungkin terjadi di dunia ini, termasuk pada Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia yang mengalami pertumbuhan hingga 40 persen lebih, mengungguli dominasi bursa China dan India.

Indeks Harga Saham Gabungan atau yang lebih dikenal dengan nama IHSG merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai catatan, IHSG sempat ditutup berada pada posisi tertinggi di 3.786,09 poin pada Kamis (9/12/2010). Pertumbuhan itu memberi dampak positif terhadap pelaku pasar. Kenaikan indeks tersebut dapat memicu bertambahnya pelaku pasar, baik lokal maupun asing, untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Pada penutupan perdagangan tahun lalu, tepatnya 30 Desember 2009, IHSG ditutup di level 2.534,3 poin. Sementara titik terendah penutupan IHSG pada 2010 terjadi pada 8 Februari 2010 di level 2.475,6 poin.

Pada kuartal pertama 2010 IHSG mengalami tren menguat (bullish) berada di posisi tertinggi di level 2.813,08 poin pada 26 Maret 2010. Setelah itu pada kuartal kedua di 30 April 2010 IHSG kembali mencetak rekor. IHSG berhasil naik ke level 2.971,25 poin.

Kenaikan IHSG terjadi seiring dengan kembali masuknya investor asing di lantai bursa dengan net buy foreign (beli bersih asing) tercatat sebesar Rp 550 miliar. Namun, pada kuartal yang sama pada 2010 IHSG juga sempat anjlok ke posisi 2.514,12 poin atau turun 18,17 persen dari penguatan tertinggi pada kuartal kedua.

Dari kuartal kedua sampai kuartal ketiga IHSG kembali mengalami trend bullish (tren naik) ke posisi tertinggi di 3.501,29 poin atau mengalami peningkatan sebesar 39,26 persen dibandingkan dengan posisi terendah pada kuartal kedua.

Sementara pada kuartal keempat 2010 IHSG kembali pada posisi tren naik di posisi 3.786,09 poin, tren naik pada kuartal keempat itu disebabkan oleh dana asing masuk ke pasar modal dalam negeri. Tercatat hingga Oktober 2010 selisih nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp 23,68 triliun.

Apakah jumlah selisih itu adalah uang panas atau lebih dikenal dengan hot money (arus modal jangka pendek), menurut Direktur Utama BEI Ito Warsito, masyarakat tidak perlu mengkhawatirkannya. Ia menambahkan, investasi di pasar modal sifatnya lebih untuk investasi jangka menengah dan jangka panjang, dana pihak asing yang masuk (capital inflow) jarang yang berinvestasi untuk jangka pendek. "Di pasar modal itu investasinya lebih ke jangka menengah dan panjang. Kalau jangka pendek, risikonya akan lebih besar sehingga kekhawatiran akan dipenuhinya pasar modal kita oleh hot money," katanya.

Jika rata-rata transaksi harian dana asing ada yang keluar dengan cepat, ia mengatakan, hal itu tidak dapat dijadikan acuan bahwa dana asing berorientasi pada jangka pendek. "Rata-rata transaksi harian asing yang minus tidak bisa dijadikan patokan bahwa mereka berorientasi jangka pendek. Itu semata-mata hanya konsolidasi saja," ujarnya.

Saat ini IHSG telah memperlihatkan kinerja yang fantastis sepanjang 2010, pertumbuhan itu merupakan yang terbesar di Asia mengungguli China dan India. Pertumbuhan indeks dalam negeri yang signifikan tersebut tidak lepas dari pelaku pasar lokal yang sudah mulai berkembang di pasar modal. Secara komposisi nilai transaksi asing sudah tidak dominan lagi dibandingkan dengan investor lokal.

Fantastisnya pertumbuhan IHSG dalam negeri itu tidak lepas dari fundamental emiten yang tercatat di bursa dalam negeri yang baik. Pertumbuhan yang fantastis tersebut dapat menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal domestik yang sangat tinggi.

Pertumbuhan IHSG yang sangat tinggi tahun ini merupakan modal baik menyambut tahun perdagangan baru pada tahun depan. Diharapkan pertumbuhan IHSG dapat terus berkelanjutan, termasuk jumlah investor yang melakukan investasi.

Bertambahnya jumlah investor merupakan cerminan investor saham kian yakin akan perekonomian nasional ke depan stabil dan akan terus terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi.

Untuk menambah jumlah investor, otoritas bursa saat ini telah melakukan pendekatan langsung kepada calon pelaku pasar melalui beberapa jalur. Salah satunya adalah dengan pendirian Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) di daerah-daerah yang potensial.

Kegiatan-kegiatan di PIPM meliputi berbagai usaha untuk meningkatkan jumlah pemodal lokal dan perusahaan tercatat dari daerah tempat PIPM berada dan sekitarnya. Hal lain yang dilakukan adalah membuka sekolah pasar modal yang dikhususkan bagi kalangan individu.

Fluktuasi IHSG Sepanjang tahun ini indeks BEI memang bergerak dengan kecenderungan menguat. Namun, dalam perjalanan IHSG itu tidak selamanya mulus. IHSG sempat bergerak anjlok hingga 3 persen dan IHSG pun sempat menguat hingga 3 persen juga, menunjukkan pasar yang bergerak berfluktuasi.

Seperti kita ketahui, pergerakan IHSG yang fluktuatif hanya ada tiga arah yakni, naik, turun, dan tidak bergerak atau stagnan. Dengan IHSG yang berfluktuasi memberi sesuatu yang menarik untuk diperhatikan. Dapat dipastikan jika IHSG hanya bergerak satu arah, indeks tidak akan menarik. Saat harga saham menguat banyak pelaku pasar (investor) yang meraih keuntungan (gain) yang signifikan, tetapi tidak sedikit juga investor yang merugi.

Salah seorang pelaku pasar, Alex Marco, pernah bercerita, ia pernah menikmati keuntungan yang fantastis dari investasi saham perusahaan yang dimilikinya di bursa hingga ratusan juta rupiah saat harga sahamnya melambung tinggi. Saat itu, kisahnya, portofolionya yang berjumlah lebih kurang Rp 50 juta dapat menjadi Rp 250 juta dalam jangka kurang dari setahun.

Namun, keadaan berbalik, saat krisis finansial global yang terjadi pada 2008, ia juga pernah merasakan getirnya harga-harga saham yang jatuh hingga sampai menjual beberapa barang berharganya untuk menambah modal diportofolionya. "Waktu krisis 2008 saya menjual mobil dan dua rumah untuk menambah modal," katanya.

Memang naik-turunnya saham tidak ada yang dapat mengetahui, sifatnya hanya prediksi dan sebuah prediksi dapat saja melenceng dari yang diharapkan.

Sementara, pelaku pasar lainnya, Aryadi, dalam tulisan blog-nya beberapa bulan lalu memutuskan untuk berhenti dari berinvestasi di pasar modal. "Masih terbayang-bayang jumlah uang ratusan juta yang pernah saya miliki, hasil menabung selama bertahun-tahun, yang sekarang telah sirna," tulisnya. Ia mengaku telah mencoba membeli saham blue chip, saham lapis kedua, dan saham gorengan. Suatu saat berbuah untung, tetapi lain saat lebih banyak ruginya.

Saham blue chip merupakan sebuah istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Saham blue chip biasanya memberikan dividen secara reguler kendati perusahaan itu mengalami kinerja yang agak buruk dibandingkan dengan sebelumnya. Sebenarnya pelaku pasar tetap berpeluang memperoleh keuntungan seperti yang dirasakan oleh Alex.

Salah satu yang wajib dicermati oleh kalangan pelaku pasar ataupun analis pasar modal Indonesia adalah mempelajari laporan keuangannya, serta kinerja harga saham emiten itu dalam beberapa periode terakhir. Selain itu, sikap optimis, sabar, dan berpikir jangka panjang. Sebab, panik karena melihat saham turun hanya akan membuat kita mengambil keputusan yang tergesa-gesa, akibatnya malah berisiko memperbesar kerugian. Orang yang baru melakukan investasi, khususnya di pasar modal, diharapkan berhati-hati. Sebagai pemula wajib mengerti akan kebutuhan investasi. Tekun dan geluti secara serius.

Pengamat pasar modal dari Millenium Danathama Securities, Ahmad Riyadi, menyarankan pelaku pasar pemula agar tidak mempunyai portofolio yang terlalu banyak. Hal itu, kata dia, agar si pelaku dapat fokus pada saham apa yang dipegang. Cukup tiga saham dan menahan 1-2 saham untuk tetap dipegang dalam jangka satu tahun. Sisanya satu saham itu untuk mencermati pergerakannya dan mengamati kinerja perusahaan saham tersebut.

Selain itu, kata dia, simak karakteristik unik bursa, misalnya, pada waktu tertentu suatu saham ada kecenderungan naik pada akhir tahun, sebagai antisipasi window dressing dan menyambut January effect. Pada Februari-Maret biasanya terjadi koreksi setelah window dressing dan January effect.

Kemudian, April-Mei sebagai antisipasi publikasi laporan keuangan dan pembagian dividen. Sebaliknya, pada September-Oktober biasanya kecenderungan turun karena sepi, tidak ada berita dan aktivitas dan seterusnya.

Ahmad mengatakan, ketika indeks dengan posisi tren menurun, diharapkan pelaku pasar untuk membeli, begitupun sebaliknya. "Anda harus perdagangan apa yang Anda lihat, bukan apa yang Anda pikirkan," ujar dia.

Ucapan selamat patut dilayangkan untuk kinerja IHSG BEI. Tapi, ucapan selamat datang patut disampaikan nanti pada 2011. Dengan perkembangan teknologi dan semangat baru pasar modal Indonesia, tentu kita semua berharap perkembangannya akan menjadi lebih baik.
kinerja IHSG fantastis selama tahun 2010 kinerja IHSG fantastis selama tahun 2010 Reviewed by Unknown on 5:38 PM Rating: 5
Powered by Blogger.